KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat taufik dan
hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan laporan yang berjudul “7 Komponen
MBS di SDN 83 Gorontalo “.
Penulis menyadari banyak kekurangan
dalam penulisan laporan ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas.
Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari Ibu dosen mata kuliah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) , serta berbagai bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya pembuatan laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Gorontalo, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan pebelitian
1.4 Manfaat
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Manajemen
kurikulum dan program pengajaran
1.2
Manajemen tenaga kependidikan
1.3
Manajemen kesiswaan
1.4
Manajemen sarana dan prasarana
1.5
Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
1.6
Manajemen layanan khusus
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan
mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju.
Dengan keyakinan, bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjung pembangunan
disegala bidang. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang
besar agar kita dapat mengejar ketinggalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
mutlak kita perlukan untuk mempererat pembangunan dewasa ini. Karena itu
pendidikan yang bermutu perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
MBS
adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
bersama/partisipatif. Untuk memenuhi kebutuhan sekolah atau untuk mencapai
tujuan sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Otonomi diartikan
kemandirian, artinya otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur
dan mengurus kebutuhan warga sekolah yang didukung kemampuan tertentu sesuai
dengan peraturan perundang undangan pendidikan nasional yang berlaku. Pengambilan keputusan bersama merupakan cara
pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratis
dimana warga sekolah langsung terlibat dalam pengambilan keputusan. Sekolah
dapat memberdayakan warga sekolah berupa pemberian kewenangan, tanggung jawab,
kebersamaan dalam pemecahan masalah serta pemberian kepercayaan dan
penghargaan. Manajemen Berbasis Sekolah memiliki karateristik yang harus
dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya yang meliputi komponen pendidikan
dan perlakuannya pada setiap tahap pendidikan input, prose dan outputnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam laporan ini adalah apa saja
yang menjadi kendala dan bagaimana cara mengatasi masalah atau kendala dalam
Manajemen kurikulum dan progaram pengajaran, manajemen tenaga kependidikan,
manajemen kesiswaan, manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana dan
prasarana, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan manjemen layanan
khusus ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kurikulum dan progaram pengajaran
?
2.
Mengetahui
manajemen tenaga kependidikan ?
3.
Mengetahui manajemen kesiswaan ?
4.
Mengetahui manajemen keuangan dan pembiayaan?
5.
Mengetahui
manajemen sarana dan prasarana ?
6.
Mengetahui manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
?
7.
Mengetahui
manjemen layanan khusus ?
1.4 Manfaat penelitian
Selain untuk mencapai tujuan maka suatu
penelitian harus mempunyai manfaat yang sangat jelas. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi
peneliti sendiri adalah untuuk dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama proses perkuliahan serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Manajemen Berbasis Sekolah.
2. Bagi
pemerintah, sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk lembaga pendidikan,
khususnya SDN 83 Gorontalo dan sekolah-sekolah lainnya yang ada di Gorontalo.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Manajemen
kurikulum dan program pengajaran
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama
di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya.
2.2
Manajemen
Tenaga Kependidikan
Masalah
manajemen tenaga kependidikan di sekolah sebenarnya sudah secara konseptual
telah jelas karena P3D (personel, peralatan, pendanaan, dan dokumen) sudah
diserahkan ke daerah. Yang belum jelas adalah implementasinya. Sampai saat ini,
perencanaan, rekrutmen, penempatan, pemanfaatan, pengembangan dan hal-hal lain
yang terkait dengan manajemen tenaga kependidikan masih kurang jelas.
Akibatnya, sulit memperoleh tenaga kependidikan di sekolah. Padahal, MBS
menuntut kepala sekolah yang tangguh, yaitu kepala sekolah yang kuat manajemen
dan kepemimpinannya.
Solusi:
Perlu dibahas secara intensif tentang manajemen tenaga kependidikan bahwa sehaerusnya kepala sekolah harus lebih mengerti dengan MBS khususnya manajemen tenaga kependidikan agar dapat segera mencari solusi kejelasan implementasi manajemen tenaga kependidikan karena kepala sekolah lebih tahu cara penempatan, pemanfaatan, dan pengembangannya.
Perlu dibahas secara intensif tentang manajemen tenaga kependidikan bahwa sehaerusnya kepala sekolah harus lebih mengerti dengan MBS khususnya manajemen tenaga kependidikan agar dapat segera mencari solusi kejelasan implementasi manajemen tenaga kependidikan karena kepala sekolah lebih tahu cara penempatan, pemanfaatan, dan pengembangannya.
2.3
Manajemen
Kesiswaan
Ada
tiga masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan yaitu :
2. Masalah
kemajuan belajar dan evaluasi belajar
3. Masalah
bimbingan
Solusi
Sekolah
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan kemajuan
belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan
terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan
sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar
anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta latar belakang
masalahnya.
Masalah yang
juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan.
Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja,
tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena
itu tugas sekolah bukan saja memberikan berbagai ilmu pengetahuan tetapi juga
membimbing anak-anak menuju ke arah kedewasaan.
2.4
Manajemen
Keuangan dan Pembiayaan
Ada
hal yang mengganjal dalam pembiayaan pendidikan di sekolah yaitu:
Akhir-akhir
ini banyak protes dari masyarakat tentang mahalnya biaya pendidikan.
Padahal,
sebenarnya biaya tersebut belum cukup untuk membiayai sekolah secara wajar.
Solusi
:
Perlu
adanya sosialisasi antar sekolah dan masyarakat saat adanya undangan rapat disekolah
tentang rincian biaya pendidikan di sekolah sekolah.
2.5
Manajemen
Saran dan Prasarana
Dari hasil yang dilihat, sebagian besar siswa justru
berlajar dengan manajemen fasilitas seadanya. Itu dikarenakan banyak fasilitas
tersebut rusak akibat anak-anak itu sendiri yang bermain dengan media media
pembelajaran yang telah disediakan.
Solusi :
Yang terpenting adalah koordinasi
dan kerjasama di antara semua pihak di dalam mengelola dan memelihara sarana
dan prasarana sekolah agar tetap prima. Oleh karena itu para petugas yang
berhubungan dengan sarana dan prasarana pesantren bertanggung jawab langsung
dengan kepada kepala sekolah.
2.6
Manajemen
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Dalam menjalin
hubungan antara sekolah dengan masyarakat, ada beberapa kendala mendasar yang
juga sangat berdampak pada keharmonisan hubungan tersebut sehingga hubungan
antar sekolah dengan masyarakat menjadi tidak lancar. Kendalanya antara lain:
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun.
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun.
2. Kurangnya komunikasi antara
warga sekolah dan warga masyarakat, sehingga tercipta komunikasi satu arah
antara sekolah dan warga masyarakat/ wali murid dan pada akhirnya sekolah tidak
tahu keinginan masyrakatnya tetapi memaksakan keinginanannya pada masyarakat/
wali murid yang pada saat itu hanya terlibat pada aspek pembiayaan saja.Karena
masyarakat hanya tahu dengan bantuan yang dimintakan sekolah dalam bentuk
keunangan sehingga sering kali masyrakat marah.
Solusi :
Upaya-upaya
penyelesaian kendala/ hambatan yang ada adalah sebagai berikut:
1. Sekolah harus memberikan informasi yang terpadu kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui seluruh program-program yang di adakan sekolah.
2. Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dilakukan secara terus menerus, sehingga masyarakat tudak akan beranggapan bahawa mereka hanya dibutuhkan pada saat pembiayaan saja.
1. Sekolah harus memberikan informasi yang terpadu kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui seluruh program-program yang di adakan sekolah.
2. Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dilakukan secara terus menerus, sehingga masyarakat tudak akan beranggapan bahawa mereka hanya dibutuhkan pada saat pembiayaan saja.
3. Setiap program yang
diadakan oleh sekolah harus menyesuaikan karakteristik masyarakat dengan cara
mengkonsultasikan dengan tokoh masyarakat.
2.7
Manajemen
Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan,
kesehatandan keamanan sekolah. Manajemen
layanan khusus disekolah in sudah berjalan dengan baik. Semua yang berhubungan
dengan perpustakaan sudah lengkap dan dikelola dengan baik sehingga
memungkinkan peserta didik untuk lebih
mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas. Segi
kesehatan juga peserta didik diperhatikan sehingga sekolah menyediakan pelayanan
kesehatan sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan berusaha meningkatkan program pelayanan
melalui kerja sama dengan unit-unitdinas kesehatan setempat.
Disamping itu, sekolah juga perlu memberikan pelayanan
keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada di sekolahagar mereka
dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
diatas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan:
- Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan
pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung
jawab.
- Kepemimpinan sangat berpengaruh dalam proses
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, agar pengaruh yang timbul dapat
meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka pemimpin harus memiliki
wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya kepemimpinan
- Pemimpin harus memiliki pemahaman tentang konsep sistem
(berpikir secara sistematik) dalam memahami suatu sekolah sebagai suatu
kesatuan yang utuh.
- Pemimpin harus memahami wawasan jauh kedepan agar
tantangan masadepan telah menjadi program dalam penyelenggaraan
pendidikan.
- Konsentrasi pemimpin terhadap kinerja personil pada
akhirnya sasaran yang hendak dicapai adalah peningkatan prestasi sekolah
pada umumnya dapat tercapai adalah peningkatan prestasi sekolah pada
umumnya dapat tercapai dan pada khususnya menghasilkan tamatan yang
berkualitas.
3.2
Saran
1. Seorang kepala sekolah, di samping
harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi
manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh komponen
MBS
2. Kepala sekolah dituntut untuk
memiliki kemampuan:
·
Menjabarkan
sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar,
·
Sebagai
manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan
·
Mempunyai
tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan
tugas-tugas pendidikan di sekolah
0 komentar:
Posting Komentar